Ilustrasi Kuliah Daring |
Cirebon, IqtafNews. Merebaknya wabah virus Covid-19 atau corona belakangan ini telah mempengaruhi sistem perkuliahan di seluruh kampus penjuru negeri. Termasuk perkuliahan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon yang menggunakan sistem perkuliahan DARING (Dalam Jaringan).
Begitu pun pada perkuliahan di Jurusan Ilmu Alqur'an dan afsir. Terhitung mulai hari Senin tanggal 16 Maret 2020 sampai sekarang yang merujuk pada surat edaran rektorat Nomor : 1178/In.08/R/PP.00.9/03/2020 tertanggal 18 Maret 2020 perkuliahan masih menggunakan sistem online. Jum'at, (27/3/2020).
Menurut Ketua Jurusan Ilmu Alqur'an dan Tafsir, H. Muhammad Maimun, MA, M.S.i mengatakan, Perkuliahan Daring ini dilakukan sebagai usaha ikhtiar langkah antisipasi penyebaran Covid-19, sebagaimana himbauan pemerintah dan ulama.
Ia mengaku, Meskipun perkuliahan dilakukan secara daring, tetapi tidak mengurangi kualitas dan kuantitas pembelajaran.
"Institusi juga melakukan monitoring dan evaluasi terhadap KBM secara daring". Ujarnya saat dikonvirmasi via WhatsApp.
Berdasarkan pemantauan dan secara daring, Kata Maimun, perkuliahan ada yang melalui medsos, seperti WA, FB, google classroom, e-mail dan lainnya.
"Evaluasi dilakukan secara berkala, seperti masukan dari mahasiswa lebih banyak memakan kuota dan tugas banyak". Paparnya
Menurutnya, Kebijakan apa pun memang ada plus minusnya, beberapa resikonya yang perlu dihadapi bersama sebagai tantangan untuk perbaik. Dengan belajar yang diniati secara ikhlas dan cinta terhadap ilmu.
"Insya Allah kita bisa melalui perkuliahan daring dengan baik, semoga kita sehat selalu dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat". Pungkasnya
Hal beragam diungkapkan beberapa mahasiswa Ilmu Alqur'an dan Tafsir, diantaranya yang diungkapkan oleh Nanda Nurfauziyah.
"Menurut saya sistem daring tidak malah nambah rajin, tapi malah bikin mahasiswa banyak ngeluh. saya pribadi lebih tertarik sama tatap muka, tapi yaa memang keadaan memaksa untuk seperti ini". Tandasnya.
Mahasiswa lainnya, yakni Fanny Adi Nugraha menyampaikan, Pemberlakuan ini sudah baik. Kuliah online sejauh ini yang saya rasakan memang pemberian tugas, bisa dikerjakan di rumah.
"Terkadang yang menjadi kendalanya itu koneksi ada yang cepet atau kurang, saya juga ada rasa gimana gitu bagi tinggal di pedalaman dekat lereng gunung atau tempatnya jauh dari kota". Kata Fany
Sementara itu, M. Ulyuddin yang merupakan mahasiswa IAT serta menjabat Wakil Dema FUAD mengatakan, Menurut saya kuliah daring ini membuat beban mahasiswa berkali lipat, selain menghadapi wabah akibat virus yang memaksa tidak bisa beraktivitas seperti biasa.
"Mahasiswa juga di tuntut untuk terus sibuk mengerjakan berbagai tugas di waktu yang bersamaan. Ini bukan langkah yang efisien sebagai pengganti kegiatan belajar mengajar". Kata Ulyu.
Ia menambahkan, Mungkin solusinya bisa dengan diskusi online, hal itu bisa diberlakukan dengan rasional dosen tetap terlibat dalam pengajaran dan mahasiswa pun punya rujukan ketika bertanya.
Pewarta: Ida Safitri, Fasfah Sofhal Jamil
Posted By: Ita Ulfazriyah