HMJ IQTAF Ajak Sebarkan Wajah Islam Moderat di Dunia Digital Lewat Kegiatan Halaqah Virtual

Narasumber: Savic Ali (Founder islami.co)

Cirebon, IqtafNews. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQTAF) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon belum lama ini menggelar Halaqah Virtual.

Acara yang berlangsung via aplikasi Zoom Meeting itu mengusung tema“Wajah Islam di Dunia Digital”. Minggu, (7/6/2020)

Muhammad Maimun, selaku Ketua Jurusan mengatakan, secara tema, kegiatan ini sangat selaras visi misi jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

“Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir memiliki ciri khas multimedia dan pendidikan, menjadi pusat kajian Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dengan dengan paradigma integratif dan transformatif dengan perkembangan teknologi informasi,”. Katanya  

Di dunia digital ini, Kata Maimun, seolah menjadi dunia bersama, semua seorang seolah menjadi ahli di dunia keislaman karenanya.

“Mahasiswa yang mempunyai paham moderat, diharapkan terjun di dunia digital agar dapat mampu menebarkan Islam yang Rahmatan lil Alamin,”. Ujarnya

Senada dengan itu, Ketua HMJ IQTAF, Fasfah Sofhal Jamil menyebutkan, kegiatan ini sebagai bekal keaktifan mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir untuk mampu menyebarkan paham moderasi di jagat dunia maya.

“Harapannya tentu saja, dengan berbekal keilmuan di bangku kelas yang kerap dijejeli paham moderasi, kedepannya mahasiswa tidak hanya berdakwah di masyarakat secara langsung, namun juga menguasai di jagat maya,”. Kata Fasfah 

Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Hajam, mengungkapkan, Diskusi ini sangat aktual dan menarik, sebagai wujud moderasi Islam.

“Bagaimana Islam di dunia maya ini memberi pencerahan terhadap isu-isu aktual yang sekarang ini sedang terjadi, seperti di Amerika yang hangat tentang isu rasisme, dan juga yang masih kerap terjadi mengenai isu radikalisme,”. Kata Hajam

Bahkan, kata Hajam, Akademisi harus dapat memberikan peran yang sangat signifikan secara keilmuan. 

“Mahasiswa atau akademisi juga harus bisa membangun metodologi keagamaan yang beragam, harus memberikan warna kepada semuanya, sehingga Islam itu tidak mono akan tetapi universal. Dan perlu ada kearifan lokal, jangan hanya fokus budaya dunia maya, akan tetapi akar rumput kita terlupakan,”. Tandasnya 

Sementara itu, Jati Savitri, selaku narasumber menyampaikan, Wajah Islam di dunia digital selaras dengan perkembangan teknologi sekarang. Dimana sehari-hari kita tidak bisa lepas dengan yang namanya aplikasi yang sangat membantu. 

“Salah satunya aplikasi muslim,  yaitu muslim pro yang megingatkan kita ketika datang waktu sholat dan sebagainya,”. Katanya 

Ia menambahkan, Banyak juga fitur-fitur lain gang bisa kita manfaatkan.  Seperti youtube yang banyak menyajikan dakwah keislaman.  

“Perkembangan teknologi ini cukup sejalan,  kita harus memanfaatkan teknologi dengan menyebarkan Islam yang lebih moderat.  Itu lah tangangan bagi kita di era sekarang ini,”. Ujar perempuan yang bekerja sebagai Head of Digital Cretive Content medcom.id itu.

Bahkan, kata dia, Peran media sosial cukup besar dan signifikan. Media sosial justru banyak audiens dari kalangan muda.  Medsos ini sangat efektif untuk menyampaikan Islam yang rahmatal lil 'alamin.

Narasumber lainnya, yakni Savic Ali menyamiakan, Kelompok ultrakonservatif sejak era reformasi mempunyai ruang, bahkan radikalis. Mereka semakin lama makin banyak jamaahnya, mulai dari tahun  2000 an mereka sudah menggunakan internet.

“Hal ini didukung juga oleh unsur politik,  dimana targetnya adalah kota-kota besar, karena internet menjangkau orang-orang kota,”. Ujar pendiri portal salami.co itu 

Untuk itu, Lanjutnya, Kaum moderat untuk memenangkan kontestasi paradigma dengan lebih argumentatif. Kemudian disampaikan oleh figur yang kredibel. 

“Dan yang terakhir Relavansi, artinya bagaimana mampu menjawab problem keagamaan yang dirasa oleh masyarakat, jika demikian, maka ia yang akan diikuti oleh masyarakat,”. Katanya


Pewarta: Ida Safitri
Posted by : Ita Ulfazriyah
Previous Post Next Post