![]() |
| Bagian luar Masjid Jagabayan, Cirebon. Dok. Pribadi |
Pendahuluan
Masjid bukan hanya tempat ibadah umat islam, tetapi juga menjadi pusat kegiatan social, budaya dan sipiritual yang mencerminkan nilai nilai keislaman. Salah satunya ada Masjid Jagabayan yang merupakan salah satu masjid bersejarah yang menjadi pusat kehidupan keagamaan dan sosial masyarakat di wilayah cirebon. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi wadah pendidikan, pengajian, dan berbagai kegiatan keagamaan seperti wiridan serta peringatan hari besar Islam. Dari sisi arsitektur, Masjid Jagabayan menampilkan perpaduan nilai tradisional dan kearifan lokal yang mencerminkan filosofi keislaman masyarakat setempat. Keberadaan masjid ini tidak hanya penting secara spiritual, tetapi juga menjadi simbol identitas budaya sekaligus saksi perjalanan sejarah komunitasnya.
Hasil dan Pembahasan
1. Sejarah Masjid Jagabayan
Masjid Jagabayan tidak lepas dari kisah pangeran nalarasa. Pada dahulu kala ada sebuah Kerajaan yang sangat masyhur di jawa barat, yakni Kerajaan padjajaran. Pada saat itu, pihak Kerajaan mendengar kabar ada yang ingin mendirikan Kerajaan baru di Cirebon. Pada akhirnya, Prabu siliwangi mengutus patih dengan nama pangeran nalarasa. la yang mendapatkan 2 tugas. Pertama diutus untuk mencari putra mahkotanya di Cirebon yakni pangeran walasungsang serta memastikan mengenai kabar Kerajaan baru tersebut. Sesampainya di Cirebon, pangeran Nalarasa tidak menemukan tanda tanda adanya Kerajaan di Cirebon melainkan hanya ada sebuah pondok pondok untuk tempat mengaji Pangeran Nalarasa menemukan pangeran walasungsang sedang belajar mengaji di salah satu pondok, Setelah menemukan putra mahkota, pangeran nalarasa tidak membawa pulang pangeran walasungsang melainkan ia tertarik dengan ajaran islam memilih masuk agama islam dan menetap di Cirebon.
Pangeran Nalarasa pada saat berada di pondok di amanahi oleh Gusti Sinuhun untuk menjadi kepala pos penjagaan yang berada di Cirebon yang didirikan oleh pangeran cakrabuana Akhirnya, pangeran nalarasa namanya pun diganti menjadi pangeran jagabayan atau pangeran penjaga bahaya. Selain pos penjagaan, tempat ini juga di jadikan sebagai tempat berkumpulnya para wali songo untuk bermusyawarah, akhirnya para wali pun berunding untuk mengganti pos penjagaan ini menjadi sebuah masjid pada tahun 1437.
![]() |
| Jejak sejarah Masjid Jagabyan, Cirebon, dalam bingkai koran. Dok. Pridadi |
Masjid jagabayan lebih dulu didirikan daripada masjid panjunan dan keraton kesepuhan. Tetapi kondisinya saat ini masih terawat dengan baik. Masjid ini juga sebagai salah satu tempat keramat bagi Masyarakat, ditambah pada masjid jagabayan terdapat sumur keramat yang berada tepat di sampingnya yang banyak dikunjungi oleh peziarah yang percaya akan khasiat dari air sumur tersebut seperti untuk tujuh bulanan, mendirikan rumah hingga di gunakan untuk membuat usaha menjadi lancer, di masjid ini juga terdapat peninggalan beberapa kayu pusaka, dan hingga saat ini masjid jagabayan berusia 600 tahun.
2. Filosofis Arsitektur Masjid Jagabayan
![]() |
| Bagian dalam Masjid Jagabayan, Cirebon. Dok. Pribadi |
Masjid jagabayan juga memiliki bangunan sumur yang tepat berada disampingnya. Sumur tersebut juga menjadi salah satu symbol keramat pada masjid jagabayan. Awal mula digalinya sumur ini tidak hanya untuk tempat berwudhu, tetapi juga untuk pendekatan spiritual dan di percaya memiliki nilai keberkahan yang tinggi. Banyak pengunjung datang ingin meminta air sumur yang di percaya banyak khasiatnya, diantaranya bisa menyembuhkan berbagai penyakit, untuk bertawassul, selain itu juga dijadikan sebagai alat untuk menolak mara bahaya, mendatangkan rezeki dan kelancaran usaha, meminta jodoh serta untuk orang yang sedang tujuh bulanan. Meskipun sumur ini diyakini memiliki banyak khasiat, tetapi banyak juga yang berpendapat bahwa air sumur ini hanya sebuah batu ikhtiar dan yang paling utama tetap berdoa dan beribadah kepada Allah Swt.
![]() |
| Sumur Masjid Jagabayan, Cirebon. Dok. Pribadi |
3. Kegiatan Keagamaan dan Tradisi Masjid Jagabyan
Masjid jagabayan sangat memiliki banyak manfaat dan sangat ramai di kunjungi dari berbagai wilayah. Namun dampak Covid-19 membuat masjid ini tidak seramai dulu, ditambah kegiatannya yang sudah tidak dilakukan. Pada saat ini kegiatan yang masih dilakukan hanya sholat berjamaah 5 waktu, manaqib dan tawassul pada saat jumat kliwon serta sholat jum'at. Adapun masjid ini terbuka kapan saja dan untuk siapa saja walau tak seramai dulu, masjid ini tetap banyak di kunjungi oleh Masyarakat Cirebon.
![]() |
| Foto bersama kuncen Masjid Jagabayan, Cirebon. Dok Pribadi |





COMMENTS