Oleh: Abdul Aziz Shutadi
Allah.SWT menurunkan Qur’an kepada hamba-Nya agar ia menjadi pemberi peringatan bagi semesta alam. Ia menggariskan bagi makhluk-Nya itu akidah yang benar dan prinsip-prinsip yang lurus dalam ayat-ayat yang tegas keterangannya dan jelas ciri-cirinya.
Itu semua merupakan karunia-Nya kepada umat manusia, dimana Ia menetapkan bagi mereka pokok-pokok agama untuk menyelamatkan akidah mereka dan menerangkan jalan lurus yang harus mereka tempuh.
Ayat-ayat tersebut adalah Ummul Kitab yang tidak diperselisihkan lagi pemahamannya demi menyelematkan umat Islam dan menjaga eksistensinya. Firman-Nya:
كِتَٰبٌ فُصِّلَتْ ءَايَٰتُهُۥ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لِّقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan, bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui,” (QS.Fussilat/41:3).
Al-Qur’an diturunkan menggunakan bahasa Arab tidak lain karena memiliki
makna yang bervariatif. Al-Qur’an mengandung banyak sekali unsur-unsur yang bervariatif, mulai dari yang hukumnya sudah jelas maupun yang belum jelas.
makna yang bervariatif. Al-Qur’an mengandung banyak sekali unsur-unsur yang bervariatif, mulai dari yang hukumnya sudah jelas maupun yang belum jelas.
Ayat-ayat Muhkam pada dasarnya memiliki makna yang sudah jelas baik dalam bahasa arab ataupun terjemahannya. Tetapi terdapat juga ayat ayat yang muhkam yang perlu dikaji kembali makna sesungguhnya dari kalimat atau kata tersebut. Adapun ayat-ayat yang masih samar-samar maknanya juga perlu dikaji lebih dalam. Ayat ini dikenal dengan istilah ayat mutasyabih.
Pengertian Muhkam dan Mutasyabih
Muhkam secara etimologi berarti “mencegah”, yakni mencegah sesuatu dari
kezaliman. Muhkam secara istilah mempunyai banyak definisi: (1) Suatu ungkapan yang sudah jelas dan tegas kandungan maknanya. (2) Suatu lafadz yang tidak mengandung keraguan dari segi kandungan maknanya.
Mutasyabih secara etimologi berarti keserupaan sesuatu dengan sesuatu yang
lain dari segi warna, sifat dan lain-lain. Kedua-nya mirip dan serupa. Mutasyabih secara istilah begitu banyak pengertiannya, namun dapat diringkas menjadi beberapa definisi yang saling berkaitan: (1) Suatu lafadz yang tidak jelas maknanya, karena ia lafadz musytarak, (2) Suatu lafadz yang kandungan maknanya tidak berdiri sendiri,
tetapi membutuhkan penjelasan lain di luar dirinya, (3) Suatu lafadz yang teramat sulit ditafsirkan maknanya karena menyerupai hal lain di luar dirinya, (4) Suatu lafadz yang pada lahiriahnya tidak mengemukakan apa yang dikehendaki atau apa yang dimaksudkan.
lain dari segi warna, sifat dan lain-lain. Kedua-nya mirip dan serupa. Mutasyabih secara istilah begitu banyak pengertiannya, namun dapat diringkas menjadi beberapa definisi yang saling berkaitan: (1) Suatu lafadz yang tidak jelas maknanya, karena ia lafadz musytarak, (2) Suatu lafadz yang kandungan maknanya tidak berdiri sendiri,
tetapi membutuhkan penjelasan lain di luar dirinya, (3) Suatu lafadz yang teramat sulit ditafsirkan maknanya karena menyerupai hal lain di luar dirinya, (4) Suatu lafadz yang pada lahiriahnya tidak mengemukakan apa yang dikehendaki atau apa yang dimaksudkan.
Penafsiran Ayat-ayat Muhkam dan Mutasyabih
Ayat-ayat Muhkam dan Mutasayabih umunya memiliki ciri yang mudah dilihat. Contoh ayat muhkam pada surat Al-Baqarah:
الۤمّۤ ۚ ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لاَ رَ یْبَ ۛ فِیْه ۛ ھُدًى لِّلْمُتَّقِیْنَ
“Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa,” (QS.Al-Baqarah/2:1-2).
mereka yang bertakwa,” (QS.Al-Baqarah/2:1-2).
(الۤمّۤ)
الله أعلم بمراده بذلك. (ذلك) أي ھذا (الْكِتٰبُ) الذي یقر محمد(لاَ رَ یْبَ ) لا شك (فِیْه) أنھ من
عند الله وجملة النفي خبر مبتلؤه ذلك والإشارة بھ للتعظیم (ھُدًى) خیر ثان أي ھاد (لِّلْمُتَّقِیْنَۙ )
1الصائرین إلى التقوى بامسئال الأوامرواجتناب النواھي لاتقائھم بذلك النار
Imam Jalaludin Al-Mahalli dan Jalaludin As-Suyuthi menjelaskan dalam tafsirnya pada ayat pertama surat Al-Baqarah bahwa hanya Allah.SWT-lah yang mengetahui makna aslinya. Ini menunjukkan bahwa makna otentik dari ayat mutasyabih
adalah hanya Allah semata yang mengetahui.
adalah hanya Allah semata yang mengetahui.
Kemudian pada ayat kedua di dalam tafsir jalalain dijelaskan bahwa kata الكتب tidak lain adalah sesuatu yang dibaca oleh Nabi Muhammad.SAW. “Yang dibaca” oleh Nabi Muhammad.SAW tidak lain ialah Al-Qur’an.
Kemudian kata فيه لاریب bermakna bahwa Al-Qur’an yang disampaikan kepada
Rasul benar-benar dari Allah.SWT. Kata ھدى juga ditegaskan sebagai petunjuk bagi
muttaqin, orang-orang yang bertakwa. Maksudnya adalah orang-orang yang
mengusahakan diri mereka supaya menjadi taqwa dengan jalan mengikuti perintah dan
menjauhi larangan demi menjaga dari api neraka.
Rasul benar-benar dari Allah.SWT. Kata ھدى juga ditegaskan sebagai petunjuk bagi
muttaqin, orang-orang yang bertakwa. Maksudnya adalah orang-orang yang
mengusahakan diri mereka supaya menjadi taqwa dengan jalan mengikuti perintah dan
menjauhi larangan demi menjaga dari api neraka.
Penulis merupakan mahasiswa semester 5
Editor : Iid Muhyidin
![]() |
Sumber gambar : elhijaz.com |