Sederhana dalam Mencintai dan Membenci


Oleh: Farah Nursalsabila 

“Cintailah orang yang engkau cinta dengan tidak berlebihan, sebab siapa tahu suatu hari nanti dia menjadi orang yang paling engkau benci. Bencilah orang yang engkau benci dengan tidak berlebihan, sebab siapa tahu suatu hari nanti dia menjadi orang yang paling engkau cinta.”

Artinya, kita tidak berlebih-lebihan dalam mencintai, karena berlebih-lebihan mengantarkan kepada kelalaian. Kekurangan akan terlihat setelah kesempurnaan. Demikian juga halnya dalam membenci, boleh jadi hari ini seseorang mencintai namun esok hari dia membenci. 

Karena itu, jangan berlebih-lebihan dalam mencintai karena akan menjadi penyesalan, jangan juga berlebih-lebihan dalam membenci sebab suatu hari bisa jadi engkau membutuhkannya, sebab sifat hati adalah berbolak-balik, sekali waktu menyesal dan sekali waktu merasa malu. 

Diriwayatkan dari Zaid bin Aslam dari ayahnya bahwa Umar bin Al-Khathab radiyallahu'anhu berkata, “Janganlah kecintaanmu menjadi beban dan janganlah kebencianmu menjadikan orang yang engkau benci menjadi binasa." Aku lalu bertanya kepadanya, “bagaimana hal itu bisa terjadi?" Umar menjawab, “ketika engkau mencintai secara berlebihan seperti halnya anak-anak mencintai sesuatu, dan ketika engkau membenci, engkau berambisi agar temanmu binasa."

Oleh karenanya, kita perlu untuk selalu mengontrol perasaan kita adat tidak terjebak dalam kekecewaan. 

Satu hal yang perlu kita ingat, bahwa alasan mencintai dan membenci tak lain hanya karena pemilik hati, yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Sumber:

  • HR. Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, 1321
  • HR. Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, 1322 dan dinilai shahih oleh Al-Albani. 

Penulis merupakan mahasiswa IAT semester 3

Editor: Nurfadilah

Mau Kirim Tulisan Ke Web HMJ? Klik Disini

Previous Post Next Post