"Apa gunanya merdeka dari penjajah, kalau hati masih terjajah?"
Kedengarannya agak nyelekit, tapi coba deh pikir. Kita udah puluhan tahun lepas dari penjajahan Belanda, tapi banyak orang yang masih “diperbudak” sama gengsi, hutang, atau bahkan hawa nafsunya sendiri.
Nah, di sinilah Islam kasih sudut pandang yang beda. Merdeka itu nggak cuma soal ganti bendera atau punya presiden sendiri. Merdeka yang sebenarnya itu nyentuh sampai ke hati dan cara kita hidup.
Merdeka Menurut Al-Qur’an
Di Al-Qur’an, Allah bilang:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Wa mā khalaqtuljinna wal-insa illā liya‘budūn
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
(QS. Adz-Dzāriyāt: 56)
Artinya, kita itu cuma “boleh” tunduk sama Allah. Kalau udah gitu, nggak ada lagi yang bisa nguasain kita baik manusia, sistem, atau bahkan keinginan kita sendiri.
Nabi Muhammad ﷺ: Pembebas Umat
Waktu Nabi Muhammad ﷺ diutus, orang-orang Arab hidup dalam budaya jahiliyah. Mereka dijajah, bukan sama Belanda atau Romawi, tapi sama kebiasaan buruk: mabuk, riba, diskriminasi, sampai kesenjangan sosial.
Islam datang buat membebaskan mereka bukan cuma dari ketidakadilan, tapi juga dari pola pikir yang bikin hidup nggak sehat.
1. Fisik yaitu Bebas dari penjajahan manusia.
2. Pikiran yaitu Nggak asal ikut tren, berani mikir sendiri.
3. Spiritual yaitu Hanya tunduk pada Allah, bukan pada ego atau hawa nafsu.
Penulis: Sandy Guswimansyah | Editor: Indri Khoerunnisa