Karl Marx, dalam karyanya Das Kapital, mengkritik tajam bagaimana kapitalisme menyusup ke hampir semua lini kehidupan, termasuk pendidikan. Bagi logika kapitalis, pendidikan bukan lagi sarana membentuk manusia seutuhnya, tetapi barang dagangan. Sekolah dan kampus diarahkan untuk mencetak “tenaga kerja siap pakai” sesuai kebutuhan pasar global. Hasil akhirnya? Pemilik modal semakin kaya, sementara makna pendidikan sebagai alat pembebasan makin memudar.
Di bawah sistem ini, ijazah dipandang sebagai “sertifikat kelayakan” untuk dijual di pasar kerja. Nilai ilmu, karakter, dan kesadaran kritis sering kali hanya menjadi nomor dua. Pendidikan kehilangan ruhnya, berubah menjadi pabrik produksi pekerja.
Namun, Al-Qur’an menawarkan pandangan yang berbeda. Dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11, Allah menegaskan bahwa:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
(Al-Mujadalah ayat 11)
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, M.A. dalam kitab Tafsirnya Al-Misbah menjelakan: derajat ini bukan hadiah instan, melainkan buah dari ilmu itu sendiri. Ilmu yang diamalkan dan memberi manfaat bagi orang lain.
Al-Qur’an tidak membatasi ilmu hanya pada agama. Dalam QS. Fatir ayat 27–28, Allah menyebut bahwa para ulama sejati adalah mereka yang memiliki rasa takut dan kagum kepada-Nya. Dan hasil dari pemahaman terhadap fenomena alam dan ciptaan-Nya. Artinya, ilmu apa pun yang bermanfaat dan menumbuhkan kesadaran ilahiah adalah mulia.
Pendidikan dalam pandangan Islam seharusnya tidak hanya melahirkan pekerja, tetapi manusia yang beriman, berilmu, dan berakhlak. Ilmu yang sejati adalah ilmu yang membawa kita semakin rendah hati di hadapan Tuhan, sekaligus bermanfaat bagi sesama. Rasulullah bahkan berdoa agar dijauhkan dari ilmu yang tidak bermanfaat.
Penulis: Marists Mada Sungkar | Editor: Indri Khoerunnisa