Mengenal Model Sanjungan dalam Fawatih as-Suwar serta Kronologisnya

Di antara bentuk mu’jizat/i’jaz (keluarbiasaan) al-Qur’an adalah dibukanya setiap permulaan episode surah dengan ungkapan yang menggirangkan, menarik, dan sarat akan keelokan. Konsekuensinya, para pendengar bunyi al-Qur’an (verbum dei) baik para pengimannya (Muslim) atau sebaliknya (non-Muslim), merasakan kedahsyatan getaran hati/jiwa serta memberikan semangat untuk menempuh kehidupan yang Qur’ani. Yakni suatu cara hidup yang selalu menjalankan segala intruksi dari al-Qur’an secara konsisten, baik berupa perintah (al-amr) maupun larangannya (al-nahy) serta memposisikan wahyu Ilahi sebagai kompas aktivitasnya. (lihat, kandungan QS. Al-Baqarah: 185 dan QS. Al-Anfal: 1-4)  

Menurut pembacaan penulis, ungkapan di muka, sejalan dengan pendapat para sarjana balaghah yang disematkan oleh pengarang al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an pada bab fawatih as-suwar (pembuka surah al-Qur’an). Menurut mereka, “termasuk dari keindahan balaghah apabila suatu ungkapan dimulai dengan ujaran yang indah, karena ia akan melunakkan pembicaraan dan yang pertama kali tertuju kepada mukhatab (sasaran yang diajak bicara). Apabila pembukaan ungkapan itu jelas, menarik, niscaya para pendengar akan memerhatikan sekaligus memahaminya. Dan semua introduksi surah al-Qur’an telah diungkap dengan paling baiknya rangkaian kata, serta paling sempurnanya balaghah.” (lihat, as-Suyuthi, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, 2022, hlm. 467-469)

Oleh karena itu, tulisan ini akan mencoba memotret beragam materi fawatih as-suwar dalam al-Qur’an secara umum, kemudian mengerucutkan pembahasan kepada pembuka surah dengan model sanjungan (ats-tsana ‘alaihi ta’ala), terakhir penulis mengurutkan surah-surah tersebut secara kronologis ala Ibn Qarnas, guna mengetahui awal surah dan akhir surah yang mengintroduksi dirinya dengan model sanjungan.

Varian Fawatih as-Suwar dalam al-Qur’an (Verbum Dei)

Jika berbicara fawatih as-suwar, dalam perbincangan ‘ulum al-Qur’an,  sering kali terparkir pada sub-sub pembahasan lainnya. Misal, berhubungan dengan khawatim as-suwar (model penutupan surah dalam al-Qur’an), munabasah al-Qur’an (keterkoneksian struktur surah/ayat dalam al-Qur’an), karakteristik pemetaan makkiyyah dan madaniyyah (karena ilmu tersebut acap kali memuat ciri-ciri surah makkiyyah dan madaniyyah), khitab al-Qur’an (sasaran/bidikan al-Qur’an), terakhir akan mendarat pada level pemosisian MH (muhkamat/yang tidak samar) dan MS (mutasyabihat/yang samar).

Agar tidak mendistorsi bacaan, penulis terlebih dahulu memaparkan pengertian singkat apa itu fawatih as-suwar?. Secara harfiah, term di atas terkonstruksi dari dua kata, yaitu “fawatih” berarti pembuka, dan “as-suwar” bermakna surah. Dengan demikian, dalam konteks keilmuan al-Qur’an ia akan didefinisikan sebagai sejenis ilmu yang orientasinya membahas bagaimana awalan surah al-Qur’an itu dibuka. Dengan kata lain, ia akan berbicara tentang beragam jenis pembuka surah dalam al-Qur’an. (lihat, Andriani, Halimah, et al, Fawatih Al-Suwar: Kajian Tentang Makna-makna Pada Pembukaan Surah dalam Al-Qur’an, 2025)

Struktur al-Qur’an yang memuat 30 juz dan 114 surah, ternyata menyimpan model introduksi surah beragam. Para sarjana al-Qur’an telah bersepakat bahwa mukadimah surah al-Qur’an terhitung ada 10 jenis pembukaan. Di antara para cendekiawan Islam yang membahas hal ini, ialah imam Jalaluddin al-Suyuthi’ w. 849-911 H (dipanggil as-Suyuthi), yang terekam dalam magnum opus-nya, yaitu kitab al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an.

Berikut data jenis pembukaan surah dalam al-Qur’an yang penulis rampingkan pada kitab tersebut (karya as-Suyuthi’): (1) model sanjungan (baik bersifat itsbat/tanzih kepada Allah Swt) tercatat sekitar 14 surah, (2) model ahruf al-tahajjy/ huruf-huruf abjad/muqaththa’ah (terhitung ada 29 surah), (3) model nida’/seruan (terdapat di 10 surah), (4) model jumlah al-khabariyyah (jumlah ¬fi’liyyah/jumlah ismiyyah) ditemukan sekitar 23 surah, (5) model sumpah/qasam (berjumlah 15 surah), (6) model syarat/al-syarth (tersimpan pada 7 surah), (7) model perintah/al-amr (tersimpan di 6 surah), (8) model pertanyaan/istifham (ada 6 surah), (9) model doa (bisa bermakna positif dan sebaliknya) terekam ada 3 surah, terakhir (10) model al-ta’lil/ menunjukkan alasan (hanya ada satu surah).

Dengan demikian, dapat peras bahwa model pembukaan surah al-Qur’an terhitung ada 10 model. Kemudian, setelah penulis hitung jumlah surah pada setiap level modelnya terjumlah 114 surah. Alhasil, menurut pembacaan penulis pembagian mukadimah awal surah al-Qur’an (fawatih as-suwar) yang dirancang oleh para sarjana al-Qur’an terdahulu (salah satunya as-Suyuthi), merupakan aktivitas yang sangat luarbiasa dan patut diapresiasi. Namun, pemetaan 10 model di muka bukan berarti telah usai, melainkan masih memiliki ruang yang dapat dikonstruksikan ataupun direkonstuksikan kembali bagi para ilmuwan lainnya.

Model Sanjungan dalam Prolog Surah al-Qur’an

Sebagaimana telah dijelaskan di muka, tulisan ini hanya berfokus pada model fawatih as-suwar (penulis sebut FS) pertama, yakni pembukaan surah dengan sanjungan (al-tsana’ ila Allah) kepada-Nya. Pada level ini, terbagi lagi menjadi dua model sanjungan dalam FS. Pertama,  menggunakan itsbat (pengukuhan) dalam arti menetapkan segala sifat pujian/kesempurnaan bahwa sifat tersebut hanya terlabelkan pada-Nya. Sedangkan yang kedua, menggunakan tanzih (meniadakan) maksudnya untuk mengkikis/menyucikan beragam sifat yang tidak layak untuk disanding-Nya.

Model FS sanjungan jenis pertama (itsbat li shifat al-madh), biasanya menggunakan dua term, yakni (1) term “الحمد لله” (bisa dilihat dalam QS. Al-Fatihah, QS, Al-An’am, QS. Al-Kahfi, QS. Saba’, dan QS. Fatir). Dan (2) term “تبارك” (bisa diverifikasi pada QS. Al-Furqan dan QS. Al-Mulk). 

Sementara model FS sanjungan kedua (tanzih min shifat al-naqsh), lazimnya memakai term tasbih “سبحان/mashdar” dengan derivasinya. (1) memulai dengan term “سبحان” (lihat QS. Al-Isra/Bani Israil), (2) term “سبح/ fi’il madhi’” (lihat QS. Al-Hadid, QS. Al-Hasyr, dan QS. As-Saff), (3) term “يسبّØ­/fi’il mudhari’” (lihat, QS. Al-Jumu’ah dan QS. At-Taghabun), dan terakhir (4) term “سبّØ­/fi’il amr” (lihat, QS Al-A’la). (lihat, as-Suyuthi, Al-Itqan)

Dengan pemaparan tersebut, terjumlah bahwa prolog awal surah (FS) yang memakai model sanjungan ada 14 surah yang terbagi menjadi dua area. (1) area dalam rangka menetapkan segala sifat keterpujian Tuhan (ada 7 surah, memakai term tahmid dan tabarak). Dan (2) area yang berfungsi untuk menyucikan bermacam sifat yang menggeser keterpujiannya (ada 7 surah, menggunakan term tasbih serta derivasinya).

Urutan Kronologis Surah-surah Model Sanjungan dalam Fawatih as-Suwar

Setelah penulis menggambarkan awalan surah dengan model sanjungan, gerak selanjutnya ialah menyusunya sesuai kronologis (tartib nuzul) menurut versi Ibn Qarnas. Tujuannya antara lain untuk memeriksa sekaligus mengetahui aspek kesejarahan surah-surah tersebut. Mengapa demikian, karena penulis terinspirasi dengan ungkapan Ibn Qarnas yang menyatakan, “untuk mengetahui bagaimana historis kenabian Muhammad, maka seorang pembaca harus bertumpu pada al-Qur’an sesuai penanggalan turunya bukan secara susunan mushafi.”

Detailnya sebagai berikut:

1. QS. Al-Fatihah (model pembuka surah sanjungan dengan jenis itsbat) ada diurutan ke-1 pada Makkiyyah fase pertama, menjelaskan pengenalan/ memperkenalkan sifat-sifat Tuhan dan memperkenalkan bahwa Muhammad adalah utusan-Nya (era dakwah internal).

2. QS. Al-A’la (model pembuka surah sanjungan dengan jenis tanzih) ada diurutan ke-2 pada Makkiyyah fase pertama, sebagaimana QS. Al-Fatihah (era dakwah internal).

3. QS. Al-Mulk (model pembuka surah sanjungan dengan jenis itsbat) ada diurutan ke-35 pada Makkiyyah fase keempat, menjelaskan tentang melanjutkan misi dakwah dan tekad oposisi kenabian (kaum kafir Qurasy) untuk tetap dalam keingkarannya (era dakwah internal).

4. QS. Fatir (model pembuka surah sanjungan dengan jenis itsbat) ada diurutan ke-54 pada Makkiyyah fase kelima, tentang perubahan subjek sasaran dan beragam peristiwa yang terjadi (era dakwah eksternal).

5. QS. Al-Kahfi (model pembuka surah sanjungan dengan jenis itsbat) ada diurutan ke-61 seperti halnya nomor empat (era dakwah eksternal).

6. QS. Saba’ (model pembuka surah sanjungan dengan jenis itsbat) ada diurutan ke-62 seperti halnya nomor empat (era dakwah eksternal).

7. QS. Al-Furqan (model pembuka surah sanjungan dengan jenis itsbat) ada diurutan ke-71 seperti halnya nomor empat (era dakwah eksternal).

8. QS. Al-Isra (model pembuka surah sanjungan dengan jenis tanzih) ada diurutan ke-81 Makkiyyah fase keenam, tentang siksaan fisik dan penolakan akan kezaliman (era dakwah eksternal).

9. QS. Al-An’am (model pembuka surah sanjungan dengan jenis itsbat) ada diurutan ke-83 Makkiyyah fase ketujuh, tentang siksaan dan hijrah (era persiapan hijrah ke-Habasyah).

10. QS. Al-Jumu’ah (model pembuka surah sanjungan dengan jenis tanzih) ada diurutan ke-94 Madaniyyah fase pertama, tentang pewarganegaraan dan pengakuan (era awal hijrah kenabian).

11. QS. As-Saff (model pembuka surah sanjungan dengan jenis tanzih) ada diurutan ke-100 Madaniyyah fase kedua, tentang kewajiban berperang dan persiapan berperang (era dimulainya intruksi berperang).

12. QS. Al-Hadid (model pembuka surah sanjungan dengan jenis tanzih) ada diurutan ke-103 pada Madaniyyah fase ketiga, menceritakan peristiwa pasca-meletusnya pertempuran Badar.

13. QS. At-Taghabun (model pembuka surah sanjungan dengan jenis tanzih) ada diurutan ke-104 seperti halnya QS. Al-Hadid.

14. QS. Al-Hasyr (model pembuka surah sanjungan dengan jenis tanzih) ada diurutan ke-115 pada Madaniyyah tahap ketujuh, tentang pasca-takluknya kota Makkah (fath al-Makkah). (lihat, Aksin Wijaya, Sejarah Kenabian, 2022)

Alhasil, bisa dipetakan bahwa surah model sanjungan yang pertama turun di Makkah dibuka dengan QS. Al-Fatihah (model pembuka surah sanjungan jenis itsbat) dan berakhir pada QS. Al-An’am (versi yang sama yakni jenis itsbat). Sedangkan model surah sanjungan yang awal kali turun di Madinah dibuka oleh QS. Al-Jumu’ah (model pembuka surah sanjungan jenis tanzih) serta diakhiri dengan QS. Al-Hasyar (versi yang sama, yakni jenis tanzih).

Demikianlah, hasil penelurusan penulis semoga bermanfaat dan bisa dikembangkan lebih maju oleh pembaca berikutnya serta terbuka lebar akan kritikannya. Di antara kekurangannya penulis belum dapat merinci dan menjelaskan aransemen kronologis Ibnu Qarnas secara sistematis, dikhawatirkan akan memperpanjang tulisan penulis ini. Wallahu a’lam bi as-shawab.


Penulis: Zaenal Habin | Editor: Taufik Fazri

COMMENTS

Name

Administrasi,5,AIAT,2,Al-Quran,56,anak muda,2,Anak Muda,7,Artikel,104,Ayat al-Qur'an,7,Bakti Sosial,4,Bedah Buku,2,Berita,8,Buku,1,Cara Kirim Tulisan Ke Web HMJ IQTAF Senja Cirebon,47,cerpen,2,Closingceremony,1,digital,8,esai,5,Fikih,2,Fiksi,9,Fiksi Lainnya,1,fiqh,2,fkmthi,19,Futs,1,Hadis,1,Hafalan,4,hari buku,1,Hari Buruh,1,Harlah,18,iaincirebon,20,iat,30,internasional,3,iqtaf,26,IQTAF Mengabdi,4,Iqtaffestx,8,Iqtaffestxi,6,Iqtaffestxii,4,Islam,5,Kajian,17,kaligrafi,1,Kelas Jurnalistik,4,kepemimpinan,3,Kesuksesan,6,Kewarganegaraan,5,Kewirausahaan,3,Kominfo,6,KUA,1,LDK,3,Lomba,4,Mahasiswa,3,Makrab,2,media massa,5,MHQ,2,Minat Bakat,4,Motivasi,5,MQK,2,MTQ,3,Mubes,1,Nabi Muhammad,1,Nasionalisme,1,Nepotisme,1,News,161,Non-fiksi,6,Nonfiksi,29,nuzulul qur'an,3,Observasi,1,Opini,10,PAO,10,PBAK,2,pelatihan,1,PENA KAMI,6,Pendidikan,3,Pengabdian Masyarakat,7,Peradaban,5,Perbedaan,1,Perempuan,1,Pernikahan,1,persidangan,2,Pesantren Kilat,2,pondok pesantren,5,Prestasi,2,Profil Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon,1,program studi,1,Proker,2,puasa,1,public lecture,2,puisi,2,Puisi,24,Quotes,2,raker,5,Ringkasan Buku,1,Sains,1,santri,7,Santunan,1,Sejarah,1,Sima'an,3,Sosial,4,Sunah,1,Tafsir,6,tafsirhadis,12,Tarjamah,1,Tepuk Sakinah,1,Terkini,1,Ulama,4,Upgrading,2,Ushul Fiqih,1,Webinar,17,Wisuda,1,
ltr
item
HMJIQTAFSENJA.COM | Platform Digital HMJ IQTAF UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon: Mengenal Model Sanjungan dalam Fawatih as-Suwar serta Kronologisnya
Mengenal Model Sanjungan dalam Fawatih as-Suwar serta Kronologisnya
Mengenal Model Sanjungan dalam Fawatih as-Suwar serta Kronologisnya
HMJIQTAFSENJA.COM | Platform Digital HMJ IQTAF UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
https://www.hmjiqtafsenja.com/2025/12/mengenal-model-sanjungan-dalam-fawatih.html
https://www.hmjiqtafsenja.com/
https://www.hmjiqtafsenja.com/
https://www.hmjiqtafsenja.com/2025/12/mengenal-model-sanjungan-dalam-fawatih.html
true
7562635208007576303
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy