Oleh : Reyazul Jinan Haikal
Adanya generasi milenial sudah menjadi ketetapan atau sunnatullah. Perkembangan sains dan teknologi yang menyebabkan munculnya generasi milenial, generasi milenial lahir ditahun 1990 an atau 2000 an. Bukan namanya generasi milenial, kalau tidak memiliki karakter pribadi yang aktif, kreatif, inovatif, memiliki gagasan yang cemerlang, percaya diri, berpikir out of the box dan pandai bersosialisasi serta berani menyampaikan pendapatya didepan publik baik itu secara langsung ataupun lewat media sosial.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat tentunya sangat berdampak pada generasi millenial. Kecenderungan generasi milenial yang selalu ingin tahu tentang segala hal, menjadikan teknologi sebagai wadah untuk melakukan perubahan dalam hidupnya. Ditambah lagi teknologi selalu memberikan informasi atau update-an soal berita terkini, yang tentunya sangat memudahkan generasi milenial untuk mengetahui laju perkembangan zaman.
Wajib bagi generasi milenial untuk punya media sosial, tempat untuk bersosialisasi dengan sesama. Namun ketergantungan generasi milenial pada media sosial, tidak diimbangi dengan filter yang kuat untuk dapat menyaring informasi yang diterima. Memang di satu sisi tidak bisa dipungkiri, bahwa internet juga dapat memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan moral dan intelektual, namun dalam waktu yang sama internet juga dapat menghancurkan moral, intelektual, serta tingkah laku dan mental generasi milenial. Nampak terlihat para pengguna internet yang cenderung bodo amat-an dan sering tidak peduli dengan nilai-nilai moral, serta etika dalam berkomunikasi dan menyebarkan informasi di media sosial. Padahal etika sangat berperan guna menghindari terjadinya konflik dalam bersosialisasi. Oleh karena itu generasi milenial perlu mempersiapkan diri dengan memperbaiki karakternya.
Apalagi di era yang serba instan ini, media social kerap kali memunculkan berbagai persoalan, seperti maraknya praktik politisasi agama, penyalahgunaan dakwah, eksploitasi umat, hingga banyaknya hate speech, hoax dan fitnah kini membanjiri wajah keberagaman bangsa. Menghadapi era seperti ini sudah saatnya generasi milenial turut andil dalam menyebarkan konten positif. Setiap bangsa sangat mengharapkan dapat menghadirkan generasi milenial yang berkualitas dan berkeseimbangan, baik secara aspek agama (aqidah, syariah dan akhlak), aspek pendidikan dan keterampilan, aspek keberadaban (budaya, nilai dan teknologi), aspek kesejahteraan (ekonomi dan non ekonomi) serta aspek sosial (kemasyarakatan dan kebangsaan).
Didalam Al-Qur’an disebutkan perlunya kembali untuk memahami sebuah etika, etika yang berpedoman kepada Al-Qur’an disebut etika Islam. Al-Qur’an sebagai pedoman umat Islam menjadi dasar yang penting juga bagi generasi milenial untuk memperbenah moral sekaligus memahami etika, sesuai pesan-pesan yang disampaikan dalam Al-Qur’an. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Isra ayat 9, bahwa Al-Qur’an memberikan petunjuk bagi semua orang. Bukan hanya sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhanya, namun juga juga dengan sesamanya (Manusia dan alam sekitar).
Maka untuk menghadapi degradasi moral serta menurunya etika yang disebabkan kemajuan teknologi. Al-Qur’an memberikan pesan-pesan moral guna menciptakan generasi yang berakhlaku karimah, cakap dalam bersikap, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia tingkah laku dan perangai. Pesan-pesan ini tertera pada Al Qur’an Surat Al Anbiya Ayat 107 “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Rahmatan lil alamin merupakan ciri keagungan Islam, yang penjabaran secara kongkrit diantaranya, orang lain ikut menikmatinya, merasakan faedahnya, terangkat martabatnya, siapapun membutuhkannya dan semua orang terbantu olehnya. Pelaksanaan Islam rahmatan lil alamin membutuhkan sebuah sikap yang bijaksana dalam mengelolanya, yaitu: sikap yang profesional, tidak mudah terpancing, tidak emosional, tetapi tetap sabar sambil memberikan pemahaman yang lengkap tentang Islam. Pelaksanaan Islam rahmatan lil alamin membutuhkan rasionalitas, penguasaan diri, mencari jalan keluar, pemaaf, kasih sayang, berbaik sangka, tasamuh (toleran), tawasuth (moderat), adil, demokratis.
Maka jika ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an dapat diamalkan oleh generasi milenial, akan membentuk karakter yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Karakter-karakter itulah yang disebut perilaku moderat. Karakter seperti ini lah yang harus dimiliki oleh generasi milenial guna menyongsong era digital.
Penulis merupakan mahasiswa semester 5
Editor : Iid Muhyidin