![]() |
Bedah buku. Foto: Pribadi |
IqtafNews - Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (IQTAF) Universitas Islam Negeri Siber
Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) belum lama ini menggelar acara bedah buku
Ayat-ayat Kebahagiaan: Tuntunan Psikologi Qur'ani Untuk hidup lebih tentram dan
bermakna, yang berkolaborasi dengan Living Plaza Cirebon.
Kegiatan yang berlangsung pada
Sabtu, 21 Juni 2025 di Living Plaza Cirebon itu menghadirkan narasumber Dr.
Didi Junaedi, M.A. ( Dosen UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, sekaligus penulis
buku ayat-ayat kebahagiaan ). Acara turut dimeriahkan dengan penampilan
pembacaan Puisi Karya Mahasiswa Program
Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir dan pertunjukan lagu berbahasa Arab (Arabic
Song).
Narasumber, Dr. Didi Junaedi,
M.A. menjelaskan bahwa Al-Qur’an tidak
hanya berbicara tentang aspek ritual keagamaan, tetapi juga menyentuh persoalan
emosional, eksistensial, dan psikososial manusia. Ayat-ayat seperti dalam QS. ar-Ra’d: 28 menekankan
pentingnya zikir sebagai metode penyembuhan psikis dan penenang hati
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ
قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
ۗ
Artinya: “(Yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.”
Lebih jauh, konsep-konsep seperti
rida, sabar, syukur, tawakal, dan husnuzan (prasangka baik) merupakan unsur
fundamental dalam membangun resiliensi psikologis dan keseimbangan mental.
Al-Qur’an mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukan terletak pada akumulasi
materi, melainkan pada kesadaran kebermaknaan hidup, keterhubungan dengan
Tuhan, dan kematangan dalam menyikapi ujian kehidupan, ujar dia.
Menurutnya, dalam perspektif
psikologi Qur’ani, kebahagiaan (sa‘adah) diposisikan sebagai kondisi batin yang
stabil dan berorientasi akhirat, bukan sekadar perasaan senang yang bersifat
temporal. Oleh karena itu, kebahagiaan menurut Al-Qur’an bersifat holistik,
mencakup dimensi spiritual (ruhiyyah), akal (‘aqliyyah), emosi (nafsiyyah), dan
sosial (ijtima’iyyah). Dengan fitur-fitur inilah Al-Qur’an di sisi lain di sebut
sebagai Kitab Kebahagiaan, dan
keseimbangan ini pula lah yang membuat kebahagiaan dalam Islam tidak
bersifat semu, melainkan menyeluruh dan berkesinambungan.
Kegiatan ini menjadi wujud kolaborasi mahasiswa dengan ekosistem literasi
dalam upaya membumikan nilai-nilai Al-Qur’an melalui medium publik. Dengan
menghadirkan diskusi yang reflektif dan sarat makna, kegiatan ini memperkuat
peran mahasiswa sebagai agen literasi keagamaan yang menjembatani ilmu, seni,
dan spiritualitas di tengah masyarakat.
HMJ IQTAF berharap, kegiatan semacam ini tidak hanya memperluas wawasan
keislaman, tetapi juga mampu menghidupkan kembali nilai-nilai Qur’ani dalam
kehidupan sehari-hari secara kontekstual dan membumi, sekaligus menjadikannya
semakin relevan dengan tantangan zaman.