Manusia Merdeka di Hari Kemerdekaan ala Al-Qur'an

 


Hari kemerdekaan bukan hanya momentum historis, tetapi juga refleksi spiritual. Dalam prospek Al-Qur’an, kemerdekaan hakiki bukan sekadar bebas dari penjajahan fisik, melainkan pembebasan dari pekatnya hawa nafsu, kebodohan, dan ketundukan selain kepada Allah. 


Al-Qur’an hadir membawa cahaya yang memerdekakan manusia dari segala bentuk kegelapan, membimbing menuju hidup yang bermartabat dan berdaulat secara utuh.


Hal ini, tercermin dalam gagasan Fazlur Rahman yang menyatakan, Al-Qur’an secara konsisten mengajak manusia untuk berpikir, merenung, dan mencermati tatanan alam semesta yang begitu teratur dan kokoh. (Islam dan Modernitas, hal. 39)


Oleh karena itu, pada momentum ini, penulis berupaya menghadirkan pembacaan spirit kemerdekaan melalui perspektif Al-Qur’an, yang memosisikan dirinya sebagai petunjuk paling paripurna bagi umat manusia.


Al-Qur’an Teks Pembebasan

Al-Qur’an mengemban misi besar untuk membebaskan manusia dari berbagai bentuk penjajahan, baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah. 


Gagasan ini sejalan dengan pandangan Fazlur Rahman, yang menekankan bahwa perhatian utama Al-Qur’an terpusat pada pembentukan akhlak yang luhur dan tatanan sosial yang berkeadilan dalam bingkai pendidikan ketuhanan.


Prinsip tersebut tertuang dalam QS. Ibrahim 1, sebagai berikut: 


الر ۚ كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

“Alif Lām Rā. (Ini adalah) Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu (Nabi Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari berbagai kegelapan pada cahaya (terang-benderang) dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”


Dalam Tafsir fi Zhilal al-Qur’an jilid 5, Sayyid Qutub menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dengan misi utama untuk membebaskan manusia dari berbagai bentuk kegelapan. 


Kegelapan itu mencakup kekacauan sistem hukum duniawi dan tradisi usang, kaburnya akidah akibat paham politeisme, serta gelapnya pandangan hidup akibat nilai, imajinasi, dan standar moral yang menyimpang. Al-Qur’an hadir untuk menuntun umat manusia menuju cahaya petunjuk yang terang dan benar.


Sementara itu, Prof. Quraish Shihab menyatakan, ayat ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an hadir untuk meluputkan manusia dari berbagai bentuk kekelaman, baik fisik maupun spiritual. 


Istilah zulumat dalam wujud plural  mengisyaratkan banyaknya jenis keterjajahan dan penyimpangan hidup. Sebaliknya, kata nur yang bermotif tunggal mencerminkan bahwa kebenaran bersifat satu dan mutlak.


Alhasil menurutnya, egala bentuk penjajahan lahiriah maupun batiniah dapat disingkirkan melalui pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an. Setelah itu, manusia akan hidup dalam naungan satu cahaya kemerdekaan yang hakiki. (Tafsir Al-Misbah, vo. 7, hal.7)


Dari pemaparan di atas, jelas bahwa Al-Qur’an memanggul misi pembebasan secara universal. Nilai-nilai yang dikandungnya menjadi instrumen krusial bagi umat muslim untuk keluar dari keterjajahan fisik maupun mental. 


Dengan menjadikannya sebagai pedoman hidup, manusia diarahkan menuju kedaulatan diri yang utuh dan kemerdekaan yang autentik.


Memotori Keterjajahan Hawa Nafsu

Momentum Hari Kemerdekaan, bukan sekadar peringatan kibaran bendera, melainkan juga renungan untuk mengendarai nafsu yang busuk. 


Dari beragam wujud keterjajahan, yang paling besar dan sulit adalah jihad memotori hawa nafsu. Sebab, akar dari banyak problematika kehidupan sering kali terletak pada dominasi hawa nafsu atas diri manusia.


Keadaan tersebut, telah diamini oleh Rasulullah Saw dalam sabdanya:


أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ يُجَاهَدَ الرَّجُلُ نَفْسَهَ وَ هَوَاهُ

“Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya dan hawa nafsunya.” (Hadits sahih diriwayatkan oleh Ibnu Najjar dari Abu Dzarr)


Oleh karena itu, ketika manusia mulai dikuasai oleh hawa nafsunya, Al-Qur’an hadir sebagai petunjuk yang membangkitkan semangat dan menerangi jiwa serta raganya. Hal ini tergambar dalam QS. Al-Furqan: 43."


أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا

“Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?”


Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait firman Allah “Apakah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya?”, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan seorang laki-laki di masa jahiliah yang menyembah batu putih dalam waktu yang lama. 


Namun, ketika ia menemukan batu lain yang menurutnya lebih indah, ia membuang batu yang lama dan mulai menyembah batu yang baru. Maka, Allah menurunkan ayat tersebut sebagai teguran terhadap perilaku tersebut. (Tafsir Fathu Al-Qadir, jil. 8, hal. 79)


Sayyid Qutub berkomentar, ayat tersebut melukiskan keheranan yang mendalam terhadap kondisi kejiwaan seseorang yang telah melepaskan diri dari standar kebenaran yang universal dan rasional.


Ia justru tunduk pada hawa nafsu, mengikuti syahwat, dan menuhankan keinginannya sendiri. Akibatnya, ia tak lagi terikat pada nilai, menolak batasan, dan mengabaikan logika, selama semua itu bertentangan dengan dorongan nafsunya yang ia jadikan sebagai sesembahan. (Tafsir fi Zhilal al-Qur’an, jil. 8, hal. 300)


Pernyataan Sayyid Qutub tersebut, sepadan dengan ungkapan Syekh Az-Zarnuji dalam kitab Ta’lim al-Muta‘allim, yang dituangkan dalam bentuk syair berikut:


اِنَّ الْهَوَى لَهُوَ الْهَوَانُ بِعَيْنِهِ # وَصَرِيْعُ كُلِّ هَوًى صَرِيْعُ هَوَانٍ 

 “Sesungguhnya hawa nafsu itu adalah kehinaan pada hakekatnya # dan mengalahkan setiap hawa nafsu berarti mengalahkan kehinaan itu sendiri.”


Sementara itu, siapa pun yang berhasil menundukkan hawa nafsunya akan meraih derajat sebagai insan yang memperoleh kebahagiaan hakiki. Hal ini termaktub dalam QS. Asy-Syams: 9:


قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ

“sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)”


Dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Ibnu Katsir menafsirkan bahwa ayat tersebut menunjukkan keberuntungan bagi siapa pun yang menyucikan jiwanya dengan menaati Allah dan membersihkannya dari akhlak tercela serta perilaku destruktif, sebagaimana dijelaskan oleh Qatadah.


Penafsiran tersebut sejalan dengan pendapat Ibnu ‘Abbas, yang menegaskan bahwa ayat tersebut menandakan keberuntungan pasti bagi orang-orang yang mensucikan jiwanya. (Tafsir Ibnu ‘Abbas, hal. 809).


Dengan demikian, peringatan Hari Kemerdekaan tidak semata-mata tentang seremoni pengibaran bendera, melainkan menjadi momentum reflektif untuk membebaskan jiwa dari belenggu hawa nafsu. Tujuannya adalah melahirkan pribadi yang merdeka secara hakiki, terbebas dari dominasi gelapnya hawa nafsu.




Penulis: Zaenal Habbin Haqq | Editor: Indri Khoerunnisa

Name

Administrasi,5,Al-Quran,47,Artikel,88,Ayat al-Qur'an,1,Bakti Sosial,4,Bedah Buku,2,Berita,2,Buku,1,Cara Kirim Tulisan Ke Web HMJ IQTAF Senja Cirebon,47,cerpen,2,Closingceremony,1,digital,5,esai,3,Fiksi,9,Fiksi Lainnya,1,fiqh,2,fkmthi,19,Futs,1,Hafalan,4,hari buku,1,Hari Buruh,1,Harlah,17,iaincirebon,20,iat,28,internasional,1,iqtaf,23,IQTAF Mengabdi,4,Iqtaffestx,8,Iqtaffestxi,6,Iqtaffestxii,4,Kajian,11,kaligrafi,1,Kelas Jurnalistik,4,kepemimpinan,2,Kewarganegaraan,2,Kewirausahaan,3,Kominfo,6,LDK,3,Lomba,1,Makrab,2,media massa,3,MHQ,2,Minat Bakat,4,Motivasi,4,MQK,2,MTQ,2,Mubes,1,News,125,Non-fiksi,1,Nonfiksi,28,nuzulul qur'an,3,Opini,1,PAO,10,PBAK,2,pelatihan,1,PENA KAMI,6,Pendidikan,1,Pengabdian Masyarakat,7,Perbedaan,1,persidangan,2,Pesantren Kilat,1,Prestasi,1,Profil Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon,1,program studi,1,Proker,2,puasa,1,public lecture,2,Puisi,18,Quotes,2,raker,5,Ringkasan Buku,1,santri,1,Santunan,1,Sima'an,3,Tafsir,2,tafsirhadis,12,Tarjamah,1,Terkini,1,Upgrading,2,Webinar,17,Wisuda,1,
ltr
item
HMJIQTAFSENJA.COM | Platform Digital HMJ IQTAF UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon: Manusia Merdeka di Hari Kemerdekaan ala Al-Qur'an
Manusia Merdeka di Hari Kemerdekaan ala Al-Qur'an
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjPk9KH2KI879SRGsH_B_e3ILy2aIpWeko-EM2S_FKA29bURLCETMgxiLXg9W5DyAzKubFLA6lmJ1UQ0YWKLfVU_4mgXwi5Y7J-g7xwcRRmlTg43EayzVI62EzxfFSTR6224IwUb9bdKgC3im4TasegybpQXp-sud0RTjWmGrHkiMPtR3DF0FcQ43uw7bU
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjPk9KH2KI879SRGsH_B_e3ILy2aIpWeko-EM2S_FKA29bURLCETMgxiLXg9W5DyAzKubFLA6lmJ1UQ0YWKLfVU_4mgXwi5Y7J-g7xwcRRmlTg43EayzVI62EzxfFSTR6224IwUb9bdKgC3im4TasegybpQXp-sud0RTjWmGrHkiMPtR3DF0FcQ43uw7bU=s72-c
HMJIQTAFSENJA.COM | Platform Digital HMJ IQTAF UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
https://www.hmjiqtafsenja.com/2025/08/manusia-merdeka-di-hari-kemerdekaan-ala.html
https://www.hmjiqtafsenja.com/
https://www.hmjiqtafsenja.com/
https://www.hmjiqtafsenja.com/2025/08/manusia-merdeka-di-hari-kemerdekaan-ala.html
true
7562635208007576303
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy