Membaca Fenomena Tepuk Sakinah dalam Bingkai QS. Ar-Rum Ayat 21

 

Lirik tepuk sakinah. Pinterest/ Muh Said

Saat ini, fenomena perceraian dipandang sebagai hal yang lumrah dan terus meningkat dari waktu ke waktu. Penulis mengklasifikasikan pemicu perceraian kedalam dua faktor utama, yaitu: 1) faktor internal (al‘awamil al-dakhiliyyah), dan 2) faktor eksternal (al-'awamil al-kharijiyyah).

Faktor al-dakhiliyyah (internal), mencakup minimnya komunikasi, sifat egois yang tertanam, keharmonisan yang sirna, masalah ekonomi atau harta, dan hal lainnya. Sedangkan faktor al-kharijiyyah (eksternal), seperti gaya hidup yang tidak seimbang, dan perselingkuhan. Kedua faktor inilah, menjadi poros inti maraknya kasus perceraian di Indonesia (lihat: Nouvan, Jumlah Kasus Perceraian di Indonesia 2024 Berdasarkan Penyebabnya, 2024).

Sebagai respons terhadap meningkatnya kasus perceraian di muka, Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) berperan aktif dalam upaya pencegahan melalui kehadiran program Tepuk Sakinah. Program ini bukan sekadar tepukan simbolik biasa, melainkan mengandung yel-yel edukatif bernuansa Qur’ani yang diperuntukkan bagi calon pengantin.

Tujuannya ialah untuk memperkenalkan lima pilar keluarga sakinah, yaitu: 1) berpasangan (zawaj), 2) janji kokoh (mitsaqan ghalizan), 3) saling mengasihi (mu‘asyarah bi al-ma‘ruf), 4) bermusyawarah, dan 5) saling rida serta membahagiakan (taradhin). (lihat: Aida Chomsah, Tepuk Sakinah, Program Berdampak Binwin Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, 2025)

Beranjak dari kegelisahan inilah, penulis tertarik untuk mencoba memotret apakah kehadiran Tepuk Sakinah rancangan Kemenag sejalan dengan aturan wahyu Ilahi. Adapun alur kajiannya,  penulis hanya memfokuskan pada QS. Ar-Rum : 21 saja, kemudian menjelaskan profil surah Ar-Rum secara umum, dilanjut melihat sejumlah komentar (baca: penafsiran) para sarjana Qur’an, serta menguraikan koneksi antara kandungan QS. Ar-Rum: 21 dengan fenomena Tepuk Sakinah ala Kemenag sekaligus konklusinya.

Profil Surah Ar-Rum

Pelabelan nama Ar-Rum, menurut rekaman riwayat at-Turmudzi dari Ibn ‘Abbas dan Niyar Ibn Akram al-Aslami, telah dikenal (viral) sejak masa kenabian di kalangan para sahabat. Penamaan tersebut bukanlah hasil ijtihad ulama tafsir belakangan (klasik), melainkan sudah memiliki legitimasi historis sejak periode nubuwwah. Selain itu, penyematan term Ar-Rum secara tertulis pada awal surah juga turut memperkuat identifikasi dan penetapan nama surah ini sebagai QS. Ar-Rum.

Dari sisi tempat pendaratan, surah Ar-Rum termasuk nominasi Makkiyyah (turun pra-hijrah) dan inilah pendapat paling kuat dan terpercaya, meskipun terdapat anggapan kecil yang mengasumsikannya turun pada tataran Madaniyyah (mendarat pasca-hijrah). 

Secara penanggalan tartib mushafi, surah ini menempati posisi ke-30, terletak  pasca-QS. Al-Ankabut dan pra-QS. Luqman. Adapun kuantitas ayatnya, menurut riwayat mazhab Madinah terdiri atas 59 ayat, sementara menurut perhitungan mazhab Kufah berjumlah 60 ayat (sekitar ada 6/7 mazhab hitungan ayat al-Qur'an).

Sebaliknya, menurut penomoran kronologis ala al-Jabiri, QS. Ar-Rum menempati deretan ke-87, yang terparkir setelah QS. Al-Ankabut (no.88) dan sebelum QS. Al-Isra (no. 86). Dalam daftar kronologis Qur’an al-Jabiri, QS. Ar-Rum juga masuk ke dalam kelompok fase Makkiyyah 2 (berlangsung sejak dakwah secara publik sampai persiapan imigran ke Habasyah) pada episode ke-6, yaitu babak setelah terjadinya pengepungan, pembentukan koalisi dengan beberapa kabilah, serta masa persiapan menuju hijrah ke Madinah. (Lihat: Prof. Aksin Wijaya, Sejarah Kenabian 2022, hlm. 41-45)

Terkait tema yang terkandung dalam QS. Ar-Rum, beragam pendapat muncul ke permukaan. Salah satunya ialah pendapat al-Biqa’i yang melaporkan bahwa secara umum surah tersebut menarasikan ketakterbandingan kemahakuasaan Tuhan atas segala sesuatu (Ilahiah), kebenaran terjadinya hari Kiamat (esktalogis), dan kemenangan bagi para hamba-hamba-Nya, serta penderitaan berbagai oposisi-Nya (al-wa'du wa al-wa'id/ janji dan ancaman).

Lebih tegasnya, ia menegaskan bahwa keakuratan informasi yang termuat dalam surah ini terbukti secara nyata melalui peristiwa kekalahan Persia oleh kekaisaran Byzantium (Romawi Timur). (Lihat: Prof. M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, juz 11, hal. 3-5)

Penafsiran Sarjana Qur’an terhadap QS. Ar-Rum: 21

Pada taraf ini, penulis hanya memotret fenomena di muka dengan QS. Ar-Rum: 21, kemudian akan menyajikan beberapa tanggapan atau komentar sarjana Qur’an atas surah tersebut. 

Sebelum memasuki wilayah penafsiran, penulis akan menyajikan empat kata kunci penting dari QS. Ar-Rum: 21, yaitu 1) azwaja (berpasangan), 2) li-taskunuu/sakinah (supaya tenteram/ketenteraman), 3) mawaddah (saling cinta), dan 4) rahmah (welas asih). Keempat term tersebut, termaktub dalam QS. Ar-Rum: 21:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

“Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

Wahbah az-Zuhaili, dalam serial al-Tafsir al-Munir fi al-‘Aqidah wa al-Syari’ah wa al-Manhaj, ia menyimpulkan bahwa pada ayat tersebut Allah Swt memberitakan akan dua hal terkait pengawasan-Nya terhadap kaum manusia. Pertama, menghadirkan seorang istri dengan suamninya dari jenis yang sama (manusia). 

Akibat kesamaan jenis inilah, rasa as-sukun/ li-taskunuu (rasa suka, ketertarikan, keharmonisan, kekeluargaan) hadir di benak para pasutri (pasangan suami istri). Kedua, Tuhan mengemas term as-sukun (ketenteraman) dengan dua prinsip, yaitu 1) mawaddah (saling cinta), dan 2) rahmah (welas asih). (lihat: Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir, jilid 11, hal. 91-97)

Penjelasan senada juga dikemukakan oleh Sayyid Quthb. Menurutnya, hikmah Sang Khalik dalam menciptakan dua pasangan dalam wujud yang serupa adalah agar keduanya saling memenuhi kebutuhan fitrah manusia, baik dari aspek kejiwaan, rasional, maupun fisik. Melalui keserasian tersebut, manusia memperoleh ketenangan, kedamaian, dan ketenteraman (sakinah). 

Dalam pertemuan antara keduanya, akan tumbuh rasa saling melengkapi yang disertai cinta (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah), yang menjadi dasar bagi terwujudnya kebahagiaan dan keharmonisan hidup berpasangan. (lihat: Sayyid Quthb, Tafsir fi-Zhilal al-Qur’an, jilid 9, hal. 139)

Kedua penafsiran tersebut, secara tersirat telah menjelaskan 4 kata kunci di muka yakni, azwaja, li-taskunu, mawaddah, dan rahmah. Kata azwaja, selalu dimaknai dengan tanda kemahakuasaan Tuhan yang telah menciptakan dua pasangan (laki-laki dan perempuan) dari jenis yang setara (jenis manusia). 

Sementara kata li-taskunu/sakinah, menunjukkan tujuan utama dari pernikahan, yaitu tercapainya ketenteraman dan kedamaian dalam kehidupan rumah tangga. Adapun dua term yang lain, berfungsi sebagai mediator dalam mewujudkan keluarga yang sakinah. Artinya, untuk mencapai kesakinahan dalam rumah tangga, diperlukan adanya mawaddah (rasa cinta) dan raḥmah (kasih sayang , welas asih).

Dengan demikian, fenomena Tepuk Sakinah ala Kemenag yang memuat lima pilar penting, yakni: 1) berpasangan (zawaj), 2) janji kokoh (mitsaqan ghalizan), 3) saling mengasihi (mu‘asyarah bi al-ma‘ruf), 4) bermusyawarah, dan 5) saling rida serta membahagiakan (taradhin). Sangat sejalan dengan prinsip Qur’ani pada QS. Ar-Rum: 21 yang secara berbarengan menarasikan untuk menggapai keluarga yang sakinah atau perumah tanggaan yang tenteram sesuai sinaran dan binaan Tuhan yang termanispetasikan dalam al-Qur’an.

Penulis: Zaenal Habin | Editor: Taufik Fazri

COMMENTS

Name

Administrasi,5,Al-Quran,51,Anak Muda,7,Artikel,98,Ayat al-Qur'an,3,Bakti Sosial,4,Bedah Buku,2,Berita,6,Buku,1,Cara Kirim Tulisan Ke Web HMJ IQTAF Senja Cirebon,47,cerpen,2,Closingceremony,1,digital,6,esai,3,Fikih,2,Fiksi,9,Fiksi Lainnya,1,fiqh,2,fkmthi,19,Futs,1,Hafalan,4,hari buku,1,Hari Buruh,1,Harlah,18,iaincirebon,20,iat,28,internasional,1,iqtaf,24,IQTAF Mengabdi,4,Iqtaffestx,8,Iqtaffestxi,6,Iqtaffestxii,4,Islam,2,Kajian,11,kaligrafi,1,Kelas Jurnalistik,4,kepemimpinan,3,Kesuksesan,6,Kewarganegaraan,4,Kewirausahaan,3,Kominfo,6,KUA,1,LDK,3,Lomba,4,Mahasiswa,2,Makrab,2,media massa,4,MHQ,2,Minat Bakat,4,Motivasi,5,MQK,2,MTQ,3,Mubes,1,Nabi Muhammad,1,Nepotisme,1,News,151,Non-fiksi,6,Nonfiksi,29,nuzulul qur'an,3,Opini,7,PAO,10,PBAK,2,pelatihan,1,PENA KAMI,6,Pendidikan,2,Pengabdian Masyarakat,7,Peradaban,4,Perbedaan,1,Perempuan,1,Pernikahan,1,persidangan,2,Pesantren Kilat,2,pondok pesantren,4,Prestasi,2,Profil Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon,1,program studi,1,Proker,2,puasa,1,public lecture,2,Puisi,24,Quotes,2,raker,5,Ringkasan Buku,1,santri,6,Santunan,1,Sima'an,3,Sosial,3,Sunah,1,Tafsir,2,tafsirhadis,12,Tarjamah,1,Tepuk Sakinah,1,Terkini,1,Ulama,1,Upgrading,2,Ushul Fiqih,1,Webinar,17,Wisuda,1,
ltr
item
HMJIQTAFSENJA.COM | Platform Digital HMJ IQTAF UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon: Membaca Fenomena Tepuk Sakinah dalam Bingkai QS. Ar-Rum Ayat 21
Membaca Fenomena Tepuk Sakinah dalam Bingkai QS. Ar-Rum Ayat 21
Membaca Fenomena Tepuk Sakinah dalam Bingkai QS. Ar-Rum Ayat 21
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkDfcXB1JGxZWULvEFpP_lNz8_Ws8X_lkAehmMppIkDLDR0R4f_nB1xEX0EHjgOz93nrlrDHsWrlJht2nw_B3jyCb737HB3TOQ-OCN5E55_20N5AZWVWyT6_lfat0PvoHChT2mgwIkWfQHEdcSCscG9pF0AoyFZukyKEHCOZSwx_mn2fPdETZHrgu70N4/s320/Gambar%20WhatsApp%202025-10-23%20pukul%2007.17.31_2d9f41b1.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkDfcXB1JGxZWULvEFpP_lNz8_Ws8X_lkAehmMppIkDLDR0R4f_nB1xEX0EHjgOz93nrlrDHsWrlJht2nw_B3jyCb737HB3TOQ-OCN5E55_20N5AZWVWyT6_lfat0PvoHChT2mgwIkWfQHEdcSCscG9pF0AoyFZukyKEHCOZSwx_mn2fPdETZHrgu70N4/s72-c/Gambar%20WhatsApp%202025-10-23%20pukul%2007.17.31_2d9f41b1.jpg
HMJIQTAFSENJA.COM | Platform Digital HMJ IQTAF UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
https://www.hmjiqtafsenja.com/2025/10/membaca-fenomena-tepuk-sakinah-dalam.html
https://www.hmjiqtafsenja.com/
https://www.hmjiqtafsenja.com/
https://www.hmjiqtafsenja.com/2025/10/membaca-fenomena-tepuk-sakinah-dalam.html
true
7562635208007576303
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy