|  | 
| Nepotisme. Pinterest/Michelle Philips Risingthunder | 
Itu contoh kecil dari nepotisme versi kampus penyakit sosial yang sering kita kira cuma terjadi di dunia politik atau birokrasi, padahal akarnya juga tumbuh subur di lingkungan mahasiswa. Bedanya, bentuknya lebih halus bukan sogokan uang, tapi relasi, kedekatan, dan geng pertemanan.
Apa Itu Nepotisme?
Di kampus, nepotisme bisa muncul dalam bentuk:
Contohnya calon ketua dipilih bukan karena visi-misinya, tapi karena “teman dekat” pengurus lama.
2. Kegiatan akademik yang timpang
Ada mahasiswa yang gampang dapat topik skripsi, bimbingan, atau nilai bagus karena dekat dengan dosen.
3. Event dan kepanitiaan
Beberapa acara kampus hanya melibatkan “lingkaran dalam” yang bukan teman mereka sulit tembus meskipun kompeten.
4. Magang atau rekomendasi “orang dalam”
Kesempatan magang, lomba, atau beasiswa kadang jatuh ke mereka yang “punya akses”, bukan yang berprestasi.
Nepotisme dan Budaya “Geng” Mahasiswa
Di satu sisi, solidaritas itu penting. Tapi kalau kebersamaan hanya dinikmati kelompok tertentu, maka lahirlah ketimpangan sosial baru di ruang kampus versi mini dari dunia nyata
Dampak Nepotisme di Dunia Mahasiswa
Matinya Orang yang pintar, kreatif, dan jujur bisa kalah dari mereka yang punya koneksi. Akhirnya, prestasi kehilangan makna
2. Lingkungan organisasi tidak sehat
Banyak keputusan diambil bukan karena logika, tapi karena perasaan atau kedekatan pribadi.
3. Menular ke dunia kerja
Mahasiswa yang terbiasa dapat posisi karena “dekat dengan orang dalam” akan sulit menghargai kompetensi. Akibatnya, nanti di dunia profesional pun mereka akan mengulangi hal yang sama.
Mahasiswa yang merasa “nggak punya akses” bisa jadi malas ikut organisasi, lomba, atau kegiatan — karena merasa semua sudah diatur untuk kelompok tertentu.
Tinjauan Etika dan Nilai Keislaman
Kalau dilihat dari nilai-nilai Islam, nepotisme termasuk dalam kategori ghulul (pengkhianatan terhadap amanah). Allah berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَا
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya" (QS. An-Nisa': 58)
Artinya, dalam konteks kampus pun, jabatan, tanggung jawab, dan peluang harus diberikan kepada yang paling layak dan amanah, bukan yang paling dekat.
Perspektif Ushul Fiqh
1. الأمور بمقاصدها
Kalau niat membantu teman karena ingin keadilan, itu baik. Tapi kalau niatnya menyingkirkan orang lain demi kelompok sendiri, maka jadi batil.
2. الضرر يزال
Nepotisme menimbulkan mudarat sosial: ketidakadilan, kekecewaan, dan hilangnya semangat belajar. Maka wajib dicegah.
“Menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya adalah kezaliman.”
Kasih jabatan ke yang tidak pantas berarti dzalim baik terhadap orang yang lebih pantas, maupun terhadap sistem itu sendiri.
Penulis: Sandy Guswimansyah | Editor: Taufik Fazri
 
							     
							     
							     
							     
 
 
 
 
COMMENTS