![]() |
BUMBDes. Foto: Pribadi |
IqtafNews—Pengabdian mahasiswa tidak selalu berlangsung di ruang kelas atau mimbar
keagamaan. Pada Minggu, 29 Juni 2025, para mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa
Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (HMJ IQTAF) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
terjun langsung ke Peternakan Bebek milik BUMDes Berkah Mandiri, Desa Bojong,
Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan. Kegiatan ini merupakan bagian dari
program IQTAF Mengabdi 2025 yang mengusung semangat membaur bersama masyarakat.
Dipandu oleh Kang Hildan selaku kepala pengelola, Pak Aman sebagai Ketua
BUMDes, dan para pekerja peternakan, mahasiswa dilibatkan langsung dalam proses
membersihkan telur bebek yang baru dipanen dari kandang. Dengan mengenakan
sarung tangan, mereka menyikat cangkang telur menggunakan air bersih,
mengeringkannya, lalu menyusunnya ke dalam rak kardus. Meskipun tampak
sederhana, pekerjaan ini menuntut ketelitian dan ketelatenan agar telur tidak
retak dan tetap layak jual.
Fokus pada telur bebek bukan tanpa alasan. Unit budidaya bebek petelur merupakan salah satu usaha unggulan BUMDes Berkah Mandiri, dengan jumlah populasi sekitar 500 ekor. Setiap harinya, peternakan mengonsumsi kurang lebih 50 kg pakan dengan biaya operasional harian sekitar Rp600.000. Sementara itu, penghasilan per hari bisa mencapai ±Rp1.000.000 tergantung hasil panen. Telur-telur tersebut dijual kepada pengepul dengan harga Rp2.500 per butir, lalu didistribusikan kembali ke berbagai pengelola dan pelaku usaha lainnya di sektor hilir.
![]() |
Membersihkan telur bebek. Foto: Pribadi |
Menariknya, meskipun telur bebek memiliki potensi untuk diolah menjadi
produk bernilai jual tinggi seperti telur asin, pihak pengelola memilih untuk
tetap fokus di sektor hulu peternakan. "Kami ingin membuka ruang usaha
lain bagi masyarakat. Telur asin dan makanan olahan biarlah menjadi ladang
rezeki warga lain. Kami cukup fokus di peternakan," ujar Kang Hildan.
Keputusan ini mencerminkan prinsip keadilan distribusi dan pemberdayaan
kolektif dalam ekonomi desa, di mana setiap pelaku usaha mendapat porsi peran
yang seimbang untuk menjaga keberlangsungan dan kesinambungan ekonomi lokal.
BUMDes Berkah Mandiri sendiri merupakan lembaga resmi milik desa yang
mengelola berbagai unit usaha, termasuk peternakan dan pertanian, dengan tujuan
utama meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa
tidak hanya belajar teknis membersihkan telur, tetapi juga dikenalkan pada
sistem usaha desa yang mencakup manajemen pakan, siklus produksi, perbedaan
jenis bebek petelur dan bebek konsumsi, serta karakter bebek yang sensitif
terhadap gangguan. Mereka diingatkan untuk tidak sembarangan masuk ke area
kandang karena dapat memicu stres pada hewan.
Selain peternakan, mahasiswa juga diajak meninjau lahan pertanian warga
yang ditanami cabai dan kacang panjang. Kolaborasi antara sektor peternakan dan
pertanian mencerminkan integrasi pangan berbasis lokal yang berkelanjutan dan
saling menguatkan.
Bagi mahasiswa, pengalaman ini menjadi pelajaran lapangan yang kaya akan
makna. Praktik langsung di peternakan mengajarkan tiga nilai penting dalam Islam.
Pertama, etos kerja (kasab), kerja keras dan keuletan adalah bagian dari
pengabdian dan ibadah. Kedua, ta‘awun atau tolong-menolong dalam kebaikan,
tercermin dari sinergi antara peternak, pengepul, dan masyarakat dalam
ekosistem produksi. Ketiga, keadilan ekonomi, yang terwujud dalam keterbukaan
harga, distribusi peran yang proporsional, serta komitmen pada kebermanfaatan
bersama.
Pengalaman ini menegaskan bahwa pengabdian bukan sekadar ceramah atau
program formalitas, melainkan keterlibatan langsung dalam kehidupan masyarakat.
Mahasiswa belajar menyingsingkan lengan, mendengar, dan bekerja bersama.
Nilai-nilai seperti kasab, ta‘awun, dan keadilan distribusi menjadi napas utama
yang membimbing mereka menjadi pribadi yang anfa‘uhum linnas—yang paling
bermanfaat bagi sesama.
Penulis: Taufik Fazri | Editor: Putri Nattalia Nurazizah