![]() |
Anak muda memanjat tebing kesuksesan. Pinterest/Mr Subas |
Sejarah membuktikan, pemuda selalu jadi ujung tombak perubahan. Rasulullah Saw. dikelilingi sahabat yang mayoritas masih muda: Ali bin Abi Thalib, Usamah bin Zaid, hingga Mus’ab bin Umair. Para ulama pun banyak berpesan agar anak muda menjaga masa mudanya, karena di situlah letak kekuatan bangsa.
Imam As-syafi’i: Ilmu Itu Cahaya, dan Cahaya Allah Tak Diberikan kepada Pelaku Maksiat
Imam As-syafi’i mengingatkan pentingnya menjaga hati dan perilaku, terutama bagi pemuda yang haus ilmu. Artinya, kalau ingin ilmunya berkah, jauhi maksiat dan perbanyak amal shalih. Anak muda yang bersih dari keburukan akan mudah menyerap ilmu dan memberi manfaat.
Imam Al-Ghazali: Pemuda Bagaikan Tinta di Atas Kertas Putih
Menurut Hujjatul Islam Al-Ghazali,
pemuda ibarat kertas putih yang mudah ditulis. Jika diisi kebaikan, maka
hidupnya akan bermanfaat. Kalau diisi keburukan, masa depannya suram. Maka anak
muda harus pandai memilih lingkungan, guru, dan pergaulan.
Hasan Al-Bashri: Wahai Pemuda,
Belajarlah sebelum Engkau Jadi Pemimpin
Seorang tabi’in besar, Hasan
Al-Bashri, menasehati agar pemuda tidak buru-buru ingin terkenal atau berkuasa.
Belajarlah, perbanyak pengalaman, dan latih diri dengan sabar. Dengan begitu,
saat dipercaya jadi pemimpin, ia siap memikul amanah.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah: Waktu Itu
Seperti Pedang
Ibnu Qayyim menekankan betapa
berharganya waktu, terutama di masa muda. Kalau digunakan dengan baik, pemuda
bisa mengubah dunia. Tapi jika disia-siakan dengan kelalaian, hidup akan penuh
penyesalan.
KH. Hasyim Asy’ari: Bangsa yang
Besar adalah Bangsa yang Pemudanya Cinta Agama dan Tanah Air
Pendiri Nahdlatul Ulama ini menekankan pentingnya pemuda yang beriman sekaligus cinta bangsa. Bagi beliau, agama dan nasionalisme bukan hal yang terpisah. Pemuda harus menjaga iman, tapi juga membela tanah airnya.
Penulis: Sandy Guswimansyah | Editor: Taufik Fazri